Kejujuran Melahirkan Sifat Amanah
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Kejujuran Melahirkan Sifat Amanah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 25 Shafar 1442 H / 13 Oktober 2020 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Kejujuran Melahirkan Sifat Amanah
Salah satu akhlak mulia setelah kejujuran adalah amanah. Ini adalah lanjutan dari sifat yang sebelumnya, yaitu kejujuran. Kejujuran melahirkan sifat amanah dan amanah ini adalah lawan dari khianat. Amanah ini Nabi kaitkan dengan iman, Nabi berkata:
لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki sifat amanah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Dan seorang mukmin adalah orang yang memegang amanah, karena munafik adalah orang yang suka mengkhianati amanah. Dan akhlak ini tidak dapat diremehkan, sangat penting dalam Islam, disebutkan dalam kitabullah, ini merangkum semua urusan-urusan agama. Kejujuran adalah bagian dan sekaligus penyempurna dari sifat amanah ini. Orang yang telah menanamkan sifat jujur pada dirinya, maka secara otomatis akan lahir sifat amanah itu. Sehingga sifat amanah disebutkan beriringan dengan sifat jujur. Nabi menjadikan jujur dan amanah sebagai tanda-tanda iman dan meniadakannya merupakan sifat-sifat kemunafikan. Nabi berkata:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ
“Tanda orang munafik itu ada tiga; jika berbicara dia berdusta.”
Tidak punya sifat jujur. Dan karena tidak adanya sifat jujur pada dirinya, maka melahairkan yang tanda yang selanjutnya:
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ
“Jika dia berjanji dia mengingkari.”
Lalu:
وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Dan apabila dia diberi amanah, dia berkhianat.”
Apapun amanah itu, apakah itu jabatan, harta, atau yang lainnya.Dan amanah yang terbesar yang diberikan Allah kepada kita adalah amanah keluarga. Kita punya anak istri yang mana itu adalah amanah yang kita ambil dengan kalimat Allah. Kita halalkan mereka dengan kalimat Allah, maka itu adalah amanah yang besar yang harus kita pikul. Di situ ada amanah kepemimpinan, amanah harta, amanah anak-anak, maka kita wajib memiliki sifat ini pada diri kita. Dan tiadanya sifat amanah ini merupakan salah satu tanda-tanda munafik.
Maka tentu sifat ini seharusnya kita tanamkan sejak dini pada anak-anak kita. Pada hadits yang lain Nabi mengatakan:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا
“Ada empat hal yang jika keempat-empatnya ada pada diri seseorang, maka ia menjadi seorang munafik sejati” Salah satunya adalah:
إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Jika dia diberi amanah dia mengkhianati amanah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu wajib kita menanamkan sifat amanah ini pertama tentunya pada diri kita dan juga pada anak-anak kita. Dan tentunya dengan menjauhi sifat khianat.
Sifat ini adalah sifat yang diketahui oleh semua umat manusia. Bahwa amanah itu adalah suatu kebaikan dan khianat itu adalah keburukan. Bangsa manapun dalam agama apapun -apalagi dalam Islam- sifat amanah itu adalah sifat yang mulia dan terhormat. Adapun sifat khianat adalah sifat tercela. Tidak ada manusia yang membenarkan atau memuji khianat, manusia pasti membencinya. Apalagi di dalam Islam, yang mana Islam adalah yang tertinggi di dalam akhlak. Tentunya ini adalah sesuatu yang sangat buruk di dalam Islam. Bahkan Nabi memasukkan ini sebagai salah satu tanda orang-orang munafik. Maka dari itu kita jangan sampai terlambat menanamkan sifat amanah ini pada anak kita.
Mungkin latihan-latihan kecil, kita lihat tanggung jawabnya, kita lihat kejujurannya. Karena amanah ini tegak dengan pilar-pilar diantaranya adalah tanggung jawab, jujur, disiplin, itu yang akan melahirkan sifat amanah tadi. Dia akan menjaga hak-hak orang lain, sehingga dia tidak mudah mengkhianati apa yang sudah di amanahkan kepadanya.
Sehingga sekiranya anak menemukan sesuatu di tengah jalan, meskipun terlihat remeh ataupun sepele, maka ia terlatih untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Ini amanah. Yang mana kalau ini ditanamkan sejak kecil, mungkin setelah dewasa dia betul-betul memegang amanah apabila diberi jabatan, tidak korupsi, tidak melakukan kecurangan di dalam menjalankan jabatan atau pekerjaannya. Hal ini karena dia sudah terlatih untuk amanah, tidak mengambil atau menyembunyikan sesuatu yang bukan miliknya.
Amanah serta kejujuran adalah akhlak dasar yang menjadi karakter Nabi sejak kecil hingga beliau diangkat diutus menjadi Nabi. Sampai-sampai orang-orang Musyrik menggelari beliau dengan Ash-Shadiqul Amin (orang yang jujur lagi terpercaya). Yang mana orang-orang Musyrik hingga ketika diangkat menjadi Rasul, mereka menitipkan barang-barang berharga mereka kepada Nabi apabila mereka ingin pergi bersafar. Walaupun mereka tidak menyukai dakwah Nabi, mereka tidak menyukai apa yang diserukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, namun hati tidak bisa dibohongi. Yaitu bahwa di Mekah, orang yang paling amanah itu adalah Nabi. Ini tidak bisa ditolak oleh hati nurani mereka, bahwasanya di Mekah tidak ada orang yang sangat amanah selain Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Maka mereka menitipkan barang-barang berharga mereka kepada Nabi dan Nabi menerima titipan tersebut. Hal ini disebabkan karena mereka percaya kepada Nabi, mereka menilai Nabi adalah sosok yang amanah, jujur lagi bisa dipercaya. Fakta ini bisa dijadikan motivasi bagi setiap muslim agar meneladani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sejak kecil Nabi menggembalakan kambing milik penduduk Mekah karena beliau adalah orang yang bisa dipercaya. Sejak kecil sudah nampak sifat amanah itu pada diri beliau, dan ini menumbuhkan kepercayaan manusia kepada anak tersebut. Dan tentunya ini akan membantunya di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, baik tugas-tugas dunia maupun tugas-tugas akhirat.
Bagaimana tips-tips agar anak tidka berbohong? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..
Download mp3 Kajian Kejujuran Melahirkan Sifat Amanah
Podcast: Play in new window | Download
Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49201-kejujuran-melahirkan-sifat-amanah/